KONFLIK SUDAH MEMBUDAYA DI INDONESIA

Tugas Profetik Aktivis Islam Sepanjang Masa
Oleh: Fathurrahman
Aktifis HMI-MPO UIN Sunan Kalijaga

“Katakanlah, Dialah yang berkuasa mengirimkan siksa kepadamu dari atas kamu atau dari bawah kakimu, atau Dia campurkan kamu dalam golongan-golongan (kesenjangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain (konflik)” (Al-An`am [6]; 65

Indonesia adalah Negara dengan kondisi socio-cultural, socio-geografis dan socio-religius yang sangat plural. tersebar dari sabang sampai merauke bermacam-macam suku dengan kepercayaan, adat-istiadat/kebiasaan dan budaya masing-masing. Hal ini merupakan anugerah yang sangat berharga, tetapi kita jangan sampai takabur dengan ini semua, alih-alih sebagai anugerah malah bisa menjadi bencana bagi kita sendiri. Jika diibaratkan hal tersebut bagaikan pisau yang bermata dua, disamping dapat kita gunakan untuk memotong sesuatu pisau tersebut juga dapat memotong jari kita sendiri, tinggal bagaimana metode dan strategi yang kita gunakan untuk memanfaatkan pisau tersebut.

Konflik adalah salah satu ancaman sekaligus bencana terbesar bagi kita jika kita tidak memiliki strategi dan metode yang sesuai dan handal untuk mengelola keberagaman ini. Tetapi kadangkala strategi dan metode yang kita gunakanpun tidak berarti apa-apa ketika suatu penyebab alami dari keberagaman tersebut terjadi, yaitu “egoisme” dan “fanatisme” yang berlebihan. Kedua hal tersebut adalah sifat dasar dari manusia sebagai pelaku utama dalam fenomena keberagaman ini. Sifat yang pertama lebih disebabkan karena dorongan hanafsu indiviualistik, sedangkan yang kedua adalah suatu rasa yang timbul akibat kecintaan dan kebanggaan yang berlebihan terhadap sesuatu. Ketika kedua hal tersebut muncul terutama sifat yang kedua, maka lahirlsh suatu kesenjangan yang meyebabkan timbulnya ketegangan sosial yang akhirnya berujung kepada terjadinya suatu konflik, dan konflik tersebut akan berkhir ketika kedua sifat tadi mereda dan inilah yang paling sulit sehigga konflik sering terjadi berlarut-larut tanpa suatu kesudahan. Kalaupun konflik tersebut dapat diredam kadang-kadang hal tersebut bagaikan bom waktu yang dapat meledak kapan saja ketika dendam yang tersimpan tidak lagi mampu dibendung.

Negara Konflik adalah prestasi gemilang yang diraih oleh bangsa kita yng tercinta ini, kalau pada paparan awal penulis menyiggung tentang tersebarnya suku, budaya dan agama yang beragam dari sabang sampai merauke maka begitu pula dengan konflik, terjadi dari sabang sampai merauke. Akibat konflik tersebut terjadi banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat maupun dan kerugian material, moril bahkan kesempatan hidup yang cuma satu kali saja sudah tidak mampu dikalkulasikan lagi. Konflik-konflik yang terjadi sangat beragam bentuk dan motifnya, tetapi hanya tiga bentuk konflik yang perlu diuraikan disini disamping untuk mempersingkat tulisan karena tidak akan cukup ratusan halaman kertas ini membahas semua konflik yang terjadi, juga ketiga macam konflik ini berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak (umat), yaitu konflik suku, konflik agama, dan konflik politik. Ketiga konflik ini dikelompokkan berdasarkan penyebab terjadinya konflik tersebut. Konflik suku disebabkan oleh permasalahan kesukuan, konflik agama disebabkan permasalahan keagamaan dan konflik politik disebabkan permasalahan politik, tetapi ketiga macam konflik ini dapat saja saling mempengaruhi sehingga memicu konflik lain terjadi. Ada banyak contoh dinegara ini berkaitan dengan ketiga konflik tesebut misalnya konflik antar suku di Irianjaya dan kalimantan, konflik anatara kristiani dan muslim yang terjadi di ambon dan maluku, konflik politik antara lain gerakan-gerakan kemerdekaan yang terjadi di Timur leste yang sekarang sudah berpisah NKRI, diaceh yang hampir saja lepas, dimaluku dan dipapua yang sampai sekarang masih terjadi mudah-mudah tidak berlarut-larut, juga konflik pilkada yang terjadi di maluku dan jawa barat dan yang sampai sekarang masih berlangsung yaitu pilkada di jawatimur, dan yang kemungkinan besar menimbulkan konflik juga adalah pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden.

Dalam perspektif Islam, konflik adalah suatu perkara yang sangat dibenci oleh Allah SWT karena konflik dapat menyebabkan terjadinya perpecahan dimana perpecahan akan membuat umat manapun tidak hanya umat islam akan lemah, ketika suatu tatanan masyarakat lemah maka kesejahteraan akan sulit utuk didapatkan oleh masyarakat tersebut. Nabi Muhammadpun diutus untuk menjadi rahmatan lil `alamin yang secara komprehensif berarti membawa misi perdamaian bukan hanya bagi umat islam saja tapi seluruh makhluk yang ada di jagad raya ini. Tetapi Masyarakat Islampun ternyata tidak luput dari konflik antara sesamanya, misalnya yang terjadi di Indonesia konflik yang terjadi antara kubu FPI (Fron Pembela Islam) dengan kubu Aliansi Kebebasan Beragama yang berujung ke meja hijau. Menurut penulis konflik antar sesama muslim inilah yang sangat membahayakan umat islam karena konflik tersebut sangat sulit diselesaikan seperti yang disinggung oleh wakil presiden kita sekarang bapak Yusuf Kalla bahwa “kedua kubu sama-sama yakin akan masuk surga (mati syahid)”. Dengan melihat kenyataan seperti ini seharusnya kita membangun suatu kesadaran bersama sebagai umat yang diciptakn untuk rahmat sekalian alam tidak lagi merestui terhadap segala bentuk konflik apapun bentuk dan motifnya karena selalu berdapampak negative terutama bagi kesatuan umat.
Aktivis-aktivis islam sudah seharusnya dan secepatnya untuk menanggapi secara kritis solutif terhadap permasalahan ini karena disamping sebagai agent social change yang dipercaya mampu untuk merubah segala bentuk kekacuan tatanan masyarakat menuju masyrarakat madani (masyarakat yang terjamin keamanan dan kesejahteraannya), hal itu juga merupakan tugas profetik (risalah kenabian/kerasulan nabi Muhammad dan nabi-nabi sebelumnya) yang harus terus diemban selama konflik masih mengncam persatuan dan kesatuan umat islam dan umat manusia didunia ini.

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh aktivis islam menurut penulis adalah pertama membangun paradigma kolektif (bersama) tentang urgensi dari suatu perbedaan atau keberagaman itu adalah rahmat dari Allah SWT terlepas pernyataan ini hadis ataukah perkataan sahabat ataupun taibiin, yang jelas pernyataan tersebut sejalan dengan firman Allah SWT yang bermakna Allah SWT telah menciptakan manusia dengan bermacam-macam latar belakang agar kamu saling kenal mengenal bukannya malah dijadikan sebagai alasan untuk menciptakan suatu konflik. Kedua melakukan suatu revolusi mental terhadap masyarakat melalui suatu proses pendidikan mental agar masyarakat mampu bersikap dewasa dan bijaksana dalam menanggapi pluralitas yang mereka hadapi. Pendidikan dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan dengan kearifan lokal yang kita miliki seperti menanamkan nilai-nalai kebinekaan (Bhineka Tunggal Ika) yang merupakan semboyan dan falsafah bangsa kita, nilai-nilai sumpah pemuda yaitu sumpah yang dilakukan oleh pemuda-pemudi dengan latar-belakang yang berbeda atas nama bangsa, bahasa, dan tanah air yang satu yaitu Indonesia, dan menyadarkan masyarakat terhadap dampak kerugian yang disebabkan oleh suatu konflik. Ketiga memberikan suatu alternative solusi penyelesaian apa bila suatu konflik terlanjur terjadi, misalnya melakukan pendekatan dengan suatu sistim manajemen konflik, dengan mengusahakan sistim tersebut diambil dari kearifan lokal yang kita mikili sehingga setelah konflik usai masyarakat tidak dibingungkan dengan suatu sistim yang akhirnya dapat menimbulkan suatu konflik baru tetapi masyarakat lebih paham dengan kebudayaannya sendiri. Contoh yang mungkin dapat dilihat yaitu konflik suku yang terjadi di Irianjaya dimana konflik tersebut dikonfersi menjadi sebuah seni tari-tarian yang dikenal dengan tari perang dan sekarang sering dipertunjukkan ketika festifal lembah baliem.

Memang tugas ini adalah amanah yang berat bagi generasi penerus bangsa khususnya bagi aktivis Islam karena tuntutan ini bukan hanya sekedar panggilan jiwa untuk membela bangsa tetapi juga untuk membela agama Allah SWT. Apa lagi kita tahu bahwa konflik adalah suatu sunnatullah yang pasti akan terjadi sampai akhir jaman karena kebaikan dan keburukan akan selalu beriring seirama, tetapi hal tersebut janganlah sampai menciutkan nyali dan membuat kita putus asa karena sesungguhnya hal tersebut juga sebagai ladang amal bagi kita untuk berjuang di jalan Allah SWT (al-jihadu fi sabilillah). Semoga Indonesia akan semakin maju, sejahtera dan damai selalu Aamin.
“Tidaklah beriman diantara klian sehingga dia mencitai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri” [Muttafaq `alaih dari Anas, sebagaimana terdapat didalam al-Lu`lu` Wal-Marjan (28)]

Sistem Penghargaan Bagi Bidan (Reward,Sanksi,dan Jabatan fungsional bidan)
1. Penghargaan Bagi Bidan

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan / hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3,hak adalah kewenangan untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan tertentu. Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi yaitu Ikatan Bidan Indonesia atau IBI yang mengatur hak dan kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan. Setiap bidan yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib menjadi anggota IBI.

Hak bidan :
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan perundangan,dank ode etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi / kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien,keluarga ataupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

Wewenang bidan ,antara lain:
a. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal.
b. Bidan harus melaksanakan tugas kewenagan sesuai standar profesi,memiliki kemampuan dan ketrampilan sebagai bidan,mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya dan bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi.
c. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa pranikah termasuk remaja putrid,pra hamil,kehamilan,persalinan,nifas,menyusui,dan masa antara kehamilan.
d. Dan masih banyak lagi.

Dalam lingkup IBI,anggota mempunyai hak tertentu sesuai dengan kedudukannya,yaitu:
1.Anggota Bisaa
a. Berhak mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.
b. berhak mengemukakan pendapat ,saran, dan usul untuk kepentingan organisasi.
c. berhak memilih dan dipilih.
2.Anggota Luar Bisaa
a.Dapat mengikuti kegiatan yang dilakukan organisasi.
b.Dapat mengemukakan pendapat ,saran,dan usul untuk kepentingan organisasi.
3.Anggota Kehormatan
Dapat mengemukakan pendapat,saran,dan usul untuk kepentingan organisasi.

2. Sanksi Bagi Bidan

Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku.
Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati dalam Kongres Nasional IBI.
Kode etik bidan :
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga

Dalam organisasi IBI terdapat Dewan Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA),yang memiliki tugas :
~ merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan pengurus pusat.
~ melaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya secara berkala.
~Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus pusat.
~ membentuk tim teknis sesuai kebutuhan,tugas dan tanggung jawabnya ditentukan pengurus.
MPEB dan MPA merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan berkoordinasi dengan pengurus inti dalam IBI tingkat nasional. MPEB secara internal memberikan saran,pendapat,dan buah pikiran tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan anggota.
MPEB dan MPA bertugas menkaji,menangani dan mendampingi anggota yang mengalami permasalahan dalam praktik kebidanan serta masalah hukum.

3. Jabatan Fungsional Bidan

Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek,yaitu jabatan struktural dan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi,sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan rmasyarakat dan Negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang memiliki jabatan fungsional berhak mendapatkan tunjangan fungsional. Jabatan bidan merupakan jabatan fungsional professional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural. Jabatan fungsional sebagai bidan bisa didapat melalui pendidikan berkelanjutan ,baik secara formal maupun nonformal,yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana, pendidik, pengelola, dan peneliti.
Sedangkan jabatan sturkturalnya bergantung dimana bidan tersebut bertugas,misalnya di rumah sakit,puskesmas,dan sebagainya. Karir ini dapat dicapai oleh bidan di setiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan ,kesempatan, dan kebijakan yang ada.

4. Analisis

Bidan merupakan salah satu profesi bidang kesehatan yang memiliki tugas yang berat dan harus dipertanggung jawabkan. Membantu persalinan adalah salah satu tugas berat bidan. Karena berhubungan dengan nyawa bayi dan ibunya.
Selain itu bidan juga harus bisa mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Karena inilah bidan memang sudah seharusnya mendapat penghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Penghargaan bagi bidan bisa diberikan dalam bentuk imbalan jasa atau pengakuan sebagai profesi bidan dan pemberian hak dan kewenangan kepada bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Misalnya bidan yang tidak pernah bermasalah dengan hokum dan selalu berjalan seiring dengan kode etik bidan dan standar profesi bidan yang ada.
Tapi menuru saya,sebaiknya juga disediakan lencana berprestasi bagi bidan yang memiliki prestasi dalam prakteknya atas pengabdiannya sebagai Negara.
Dengan adanya penghargaan seperti yang disebutkan diatas,akan mendorong bidan untuk meningkatkan kinerja mereka sebagai tenaga kesehatan untuk masyarakat. Mereka juga akan lebih giat untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan dan potensi mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu standar profesi bidan.
Tidak hanya memberikan penghargaan bagi bidan yang mampu melaksanakan prakteknya sesuai kode etik dan standar profesi bidan,tapi bagi bidan yang melanggar dan menyimpang dari kode etik yang ada,juga harus diberi sanksi yang tegas. Supaya bidan tetap bekerja sesuai kewenangannya.
Contoh sanksi bidan adalah pencabutan ijin praktek bidan, pencabutan SIPB sementara, atau bisa juga berupa denda.
Penyimpangan yang dilakukan oleh bidan misalnya :
Bidan melakukan praktek aborsi,yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan karena termasuk tindakan criminal.
Bidan tidak melakukan rujukan pada ibu yang mengalami persalinan premature,bidan ingin melakukan persalinan ini sendiri. Ini jelas tidak boleh dilakukan,dan harus dirujuk. Karena ini sudah bukan kewenangan bidan lagi,selain itu jika dilakukan oleh bidan itu sendiri,persalinan akan membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Setiap penyimpangan baik itu disengaja atau tidak, akan tetap di audit oleh dewan audit khusus yang telah dibentuk oleh organisasi bidan atau dinas kesehatan di kabupaten tersebut. Dan bila terbukti melakukan pelanggaran/penyimpangan maka bidan tersebut akan mendapat sanksi.
Contoh penyimpangan yang disengaja adalah praktek aborsi,sedangkan pelanggaran yang dilakukan secara tidak sengaja misalnya menolong persalinan yang bayinya mengalami asfiksia tetapi bidan tidak segera melakukan pertolongan.
Selain penghargaan dan sanksi,bidan juga patut mendapat jabatan fungsional dan jabatan struktural. Seperti yang dijelaskan pada materi di atas mengenai jabatan fungsional bidan,jabatan fungsional didapat oleh seorang bidan melalui pendidikan formal seperti D III dan SI berupa ijasah,sedangkan non formal berasal dari pelatihan atau penyuluhan/seminar yang diadakan oleh pemerintah atau organisasi bidan berupa sertifikat.
Bidan memiliki jabatan fungsional sesuai dengan fungsi bidan yaitu pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Dalam menduduki jabatan ini,bidan juga berhak menerima tunjangan fungsional sesuai dengan kedudukannya.
Sedangkan jabatan struktural bidan dilihat berdasarkan dimana bidan tersebut bekerja. Tunjangan berasal dari tempat dimana dia bekerja seperti di Puskesmas dan Rumah Sakit. Dan jabatan ini disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki bidan tersebut.

Siklus dan Proses Menstruasi

Siklus haid berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukkan endometrium. Lamanya siklus haid yang normal atau dianggap siklus haid klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda pada wanita yang sehat dan normal. Siklus haid mulai teratur jika wanita sudah berusia 25 tahun. Siklus ini dikendalikan oleh hormone-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.

Ada empat fase dalam siklus haid,yaitu:

1. Fase Folikel

Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormone gonadotropin. Hormone ini akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormone pemicu pertumbuhan folikel. Pada awal siklus berikutnya pada hari pertama sampai ke-14,folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh FSH dalam ovarium. Setelah itu terbentuk folikel yang sudah masak (folikel de Graaf) dan menghasilkan hormone estrogen yang berfungsi menumbuhkan endometrium dinding rahim dan memicu sekresi lendir.

2. Fase Estrus

Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel-sel endometrium uterus. Selain itu juga berperan dalam menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) yang berperan dalam merangsang folikel de graaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi dari ovarium.

Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus haid. Biasanya pada setiap ovulasi dihasilkan 1 oosit sekunder.

3. Fase Luteal

LH merangsang folikel yang telah kosong untuk membentuk korpus atau uteum (badan kuning). Selanjutnya korpus ini menghasilkan progestron yang mengakibatkan endometrium berkembang tebal dan lembut serta banyak pembuluh darah. Selama 10 hari setelah ovulasi,progesterone berfungsi mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus pada tahap ini siap menerima dan member sel telur yang telah dibuahi (zigot).

Jika tidak terjadi fertilisasi corpus luteum berubah menjadi corpus albicans dan berhenti menghasilkan progesterion.

4. Fase Menstruasi / Perdarahan

Apabila fertilisasi tidak terjadi,produksi progesterone mulai menurun pada hari ke-26. Corpus luteum (badan kuning) berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim luruh (mengelupas) pada hari ke-28 sehingga terjadi pendarahan.

Biasanya haid berlangsung selama 7 hari. Setelah itu dinding uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi progesterone yang dibentuk,maka FSH dibentuk lagi kemudian terjadilah proses oogenesis,dan siklus haid dimulai kembali. Siklus haid akan berhenti jika terjadi kehamilan.

Namun ada yang menyebutkan bahwa pada tiap siklus, dikenal dengan 3 masa utama,yaitu:

1. Masa haid selama 2 sampai 8 hari

Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).

2. Masa proliferasi sampai hari ke-14

Endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium melakukan proliferasi. Antara hari ke-12 sampai ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

3. Masa sekresi

Terjadi perubahan dari korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Di bawah pengaruh progesteron ini,kelenjar endometrium yang tumbuh berkelok-kelok mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah kea rah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi (menempelnya ovum pada dinding rahim setelah dibuahi).

Hati-hati Dengan Depresi Saat Hamil

PEREMPUAN yang mengalami depresi pada awal masa kehamilan berisiko lebih besar mengalami kelahiran prematur yang merupakan salah satu penyebab kematian bayi, demikian hasil riset yang dimuat jurnal Oxford University Press, Human Reproduction, terbitan Oktober.

Para ahli mewawancarai 791 wanita yang berada pada bulan ke-10 kehamilan di wilayah San Francisco dan mendapati bahwa 41 persen di antaranya melaporkan gejala depresi berarti, sementara 22 persen melaporkan gejala depresi parah.

Perempuan dengan gejala depresi parah menghadapi risiko hampir dua kali lebih besar melahirkan prematur atau masa kehamilan kurang dari 37 pekan. Sedangkan mereka yang mengalami gejala depresi berarti beresiko melahirkan prematur hingga 60 persen, ungkap riset yang dilakukan para ilmuwan di Kaiser Permanente Oakland, California.

Menurut penulis riset, Dr. De-Kun Li, ahli epidemiologi perinatal dan peneliti di lembaga tersebut, penemuan tentang kemungkinan penyebab kelahiran prematur yang sejauh ini belum banyak diketahui membuat hasil penelitian ini menjadi penting

Banyak ilmuwan mengkaji penyebab tingginya angka kematian bayi di Amerika Serikat, kata Li, namun mereka tidak mengetahui apa yang terjadi. "Jika kami dapat menemukan sesuatu seperti depresi yang dapat diobati selama kehamilan, itu tentu sangat berarti," ujarnya.

Li berharap temuan dalam studi itu akan membuat "depresi antenatal" dikenal lebih luas seperti halnya depresi setelah melahirkan tau postpartum. Sejauh ini, kata Li, depresi selama kehamilan kerap diremehkan dan tidak diobati. "Bukan hanya oleh para wanita, tetapi juga oleh dokter mereka," tegasnya

Salah satu penyebab minimnya perhatian tersebut, kata Li, adalah masih kurang kuatnya bukti ilmiah tentang hubungan antara depresi selama hamil dan bahayanya bagi janin.

Studi tersebut juga mendapati bahwa perempuan yang lebih mungkin melaporkan gejala depresi cenderung berusia di bawah 25 tahun, tidak menikah, kurang terpelajar, miskin, berkulit hitam dan memiliki sejarah kelahiran prematur.

Struktur sel
Diagram sel prokariota
Diagram sel eukariota, nedahake komponen-komponen subselular. Organel-organel: (1) nukleolus (2) nukleus (3) ribosom (4) vesikel (5) reticulum endoplama ER (6) badan Golgi (7) citoskeleton (8) smooth ER (9) mitokondria (10) vakuola (11) sitoplasma (12) lisosom (13) sentriol ing sentrosoma

Sacara umum saben sel duwé

* membran sel,
* sitoplasma, lan
* inti sel utawa nukleus.

Sitoplasma lan nukleus sacara bebarengan nyusun protoplasma. Ing njero sitoplasma ana manéka warna organel. Sel tetanduran, alga lan prokariota ngembangaké dinding sel sauntara sel kéwan ora. Sapérangan organisme nduwé flagella ing selé kanggo nggampangaké anggoné obah.
[sunting] Membran sél

Pirsanana artikel khusus ngenani membran sel.

Membran sel kasusun déning lipoprotein. Membran Sel matesi kabèh kagiyatan sing dumadi ing njero sel saéngga ora gampang kaganggu déning pangaruh saka njaba. Amarga fungsi iki, membran sel duwé sifat 'selektif permeabel', bisa nemtokaké bahan-bahan tinentu waé sing bisa mlebu nuju lan metu saka sel. Ing sel tetanduran, membran sel ing kaanan normal nempel ing dinding sel amarga tekanan turgor saka njeron sel.
[sunting] Sitoplasma

Fungsi utama kauripan dumadi ing sitoplasma. Mèh kabèh kagiyatan metabolisme dumadi ing njeron ruangan kanthi isi cuwèran kenthel iki. Ing njero sitoplasma ana organel-organel sing mlayang-layang ing cuwéran kenthel (arupa koloid, nanging ora homogen) sing disebut matriks. Organel iki sing nglakoni akèh fungsi kauripan: sintesis bahan, respirasi (pangrombakan), panyimpenan, sarta réaksi marang rangsang. Sabagéan gedhé prosès ing njero sitoplasma diatur sacara enzimatik.

Saliyané organel, ana uga vakuola, butir-butir glepung, butir silikat lan manéka warna prodhuk sékundhèr liya. Vakuola nduwé peran wigati minangka papan panampungan prodhuk sékundhèr sing wanguné cuwèr, saéngga disebut uga 'cuwèran sel'. Cuwèran sing ngisi vakuola béda-béda, gumantung papan lan fungsi sel.
[sunting] Nukleus

Nukleus tugasé ngontrol kagiyatan sing dumadi ing sitoplasma. Ing njero nukleus ana kromosom sing isiné DNA sing arupa cithak biru kanggo panggawéan manéka warna protein (utamané enzim). Enzim diperlokaké kanggo nglakokaké manéka warna fungsi ing sitoplasma. Ing njero nukleus uga ana nukleolus.
[sunting] Organel

Manungsa nduwé akèh organ sing béda-béda kaya jantung, paru-paru lan lambung, sing fungsiné uga béda-béda. Semana uga sel. Sel nduwé organ sing disebut organel (ateges 'organ cilik').

Ing ngisor iki manéka warna organel ing njero sel (khususé sitoplasma):

* Kondriosom utawa mitokondria.
* Plastida (mung ana ing sel tetanduran lan saperangan alga),
* Diktiosom, luwih dikenal minangka badan Golgi utawa benda Golgi,
* Ribosom,
* Retikulum endoplasma,
* Peroksisom
* Vakuola